UIN Sunan Kalijaga merupakan salah satu Perguruan Tinggi Agama Islam tertua di Indonesia. Faktanya universitas ini telah banyak melahirkan peneliti-peneliti yang handal yang riset-risetnya menjadi sumbangsih bagi khazanah ilmu pengetahuan. Disamping itu universitas ini juga banyak menelurkan kader-kader penerus bangsa yang tidak hanya kritis dalam teori, tetapi juga berkompeten dalam aktualisasi. Akan tetapi amat disayangkan pada saat ini nyaris tidak terlihat lagi kader-kader riset yang handal dalam diri UIN itu sendiri, penulis kira ini merupakan suatu persoalan yang besar bagi kita semua, dan yang menjadi pertanyaan kemudian adalah apakah itu merupakan salah satu efek yang timbul akibat mahasiswa itu sendiri yang kurang berminat dalam hal menulis dan membaca untuk membuat riset baru, atau memang tidak adanya suatu lembaga yang menjadi tempat bagi mahasiswa dalam menuangkan bakat dan minatnya yang inspiratif itu sendiri?
Kita
ketahui bahwa menulis adalah bagian penting
dari output aktualisasi kegiatan membaca dan
menulis. Orang berpikir tanpa membaca maka hasil pemikirannya akan ‘membabi
buta’, tidak mempunyai dasar fakta dengan tingkat argumentasi yang mentah,
klaim atas kebenaran (pendapat) dilakukan secara subjektif. Orang yang membaca
tanpa kesadaran dan kemauan untuk bersikap kritis atas teks atau naskah yang
sedang dibaca akan melahirkan individu mudah dipengaruhi atau terindoktrinasi.
Hasil
bacaan selain menambah pengetahuan, akan menginsipirasi pembaca untuk berpikir
tentang substansi yang dibaca. Berpikir terhadap teks dan konteks dari bahan
bacaan terhadap fenomena kekinian menjadi bagian berpikir problematis,
sistematis dan solutif. Kegiatan berpikir menjadi bagian olah intelegensi
dengan sikap kritis atas informasi dan penerapan informasi pada kenyataan.
Menulis
adalah salah satu bentuk aktualisasi
dari kegiatan berpikir selain dengan berbicara (membangun argumen).
Sebagai hasil aktuliasi buah pikir, maka menulis menjadi bagian dari
cerminan pikiran kita. Menulis ibarat bercermin, sehingga yang tidak
pernah menulis, berarti tidak pernah memandang cermin. Kegitan menulis akan
mendorong untuk membaca (kembali) memperkaya ide dan mendalami gagasan yang
sedang ditulis.
Ada dua
faktor yang menjadi penyebab rendahnya minat baca dan tulis mahasiswa. Pertama, adalah faktor intrinsik
dan kedua, faktor ekstrinsik. Faktor
intrinsik yakni, berkaitan dengan motivasi dari mahasiswa dan proses belajar
mengajar yang membentuk ‘watak’ enggan untuk membaca dan menulis. Faktor
ekstrinsik adalah kurangnya ‘ruang’ aktualisasi di lingkungan akademik baik itu
penyediaan lembaga tempat di mana
mahasiswa dapat menuangkan hasil
pikiran mereka dan tidak menutup kemungkinan menjadikan sebuah riset yang baik.
Tidak ada suatu perkataan yang mengatakan,
bahwa dengan menulis kita akan rugi, justru dengan menulis kita banyak
memperoleh pengetahuan dan penghasilan.
Selain
itu faktor ekstrinsik, dengan kata lain sebagai
konteks membagi dan menimba pengetahuan membutuhkan ketersalingan antara
para pihak yang terlibat. Paradigma bahwa dosen pemilik tunggal pengetahuan
perlu dibongkar, tetapi pembongkaran tersebut membutuhkan peran mahasiswa yang
berpengetahuan dan berwawasan. Mahasiswa perlu membangun daya kritis dan
kemampuan mengkomunikasikan buah pikir. Daya kritis dan kemampuan tersebut
hanya bisa diperoleh dengan membaca dan menulis juga tersedianya lembaga tempat
memperdalam ilmu pengetahuan. Jika kedua faktor intrinsik dan foktor
ekstrinsik telah di penuhi maka, minat
dari mahasiswa untuk menulis dan melukan riset tersebut akan menjadi tergugah
dan dibantu dengan lembaga yang dapat
memberikan bimbingan.
Penulis
menyarankan, agar kedepannya ada suatu lembaga yang dapat menampung inspirasipara
mahasiswa yang memiliki bakat menulis dan riset di UIN Sunan Kalijaga. Dan melahirkan peneliti
UIN Sunan Kalijaga yang handal walaupun
kiranya itu semua memiliki tantangan
yang berat dengan kemajuan teknologi
yang semakin pesat , itu semua
adalah faktor kunci suksesnya UIN dan dengan adanya lembaga tersebut
tidak tutup kemungkinan lembaga itu dapat mengharumkan nama baik UIN, baik itu
di kancah nasional maupun internasional, sebagaimana kata pepatah “ Tekat yang bulat menghasilkan yang nyata”.
Posting Komentar